Kamis, 15 Januari 2015

Miliki BEKAL Menuju Pernikahan

“Cinta bukanlah mencari pasangan yang sempurna, tapi menerima pasangan dengan sempurna. Dan cinta itu menyempurnakan diri dengan ketidaksempurnaan pasangan”


Pantaskan Dirimu!!!
Tidak perlu mencari istri secantik Balqis, jika tak segagah Sulaiman…
Mengapa mengharap suami setampan Yusuf, jika diri tak seindah Zulaikha…
Tak perlu mencari suami seta’at Ibrahim, jika diri tak sekuat Hajar dan Sarah…
Mengapa didamba teman hidup seistimewah Khadijah, jika diri tak semulia Rasulullah Saw…
Mengapa mengharapkan bidadari secantik Fatimah, jika diri tak secerdas Ali…


Sahabatku yang berbahagia. Sudah seberapa banyakkah bekal yang telah kita persiapkan untuk pernikahan yang kita idam-idamkan selama ini? Tentu kita semua telah mengetahui bahwa “Sebaik-baik bekal adalah Takwa!”. Itulah “Takwa” (Menjalankan dan menta’ati dengan ikhlas segala perintah-Nya dan meninggalkan dengan penuh kesabaran apa yang menjadi larangan-Nya). Dengan takwa semuanya akan menjadi mudah dan berkah atas setiap proses dan ikhtiar yang kita lakukan dalam menjaga kesucian cinta hingga semuanya halal dengan Ridha-Nya.

Dalam kesempatan ini, setidaknya ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan dalam mempersiapkan bekal dalam menjaga kesucian cinta hingga menuju pernikahan :

1.       Niat Karena Allah Swt
Dari Amirul Mukminin, Abu Hafshah, Umar Ibnu Khattab ra berkata, “Sesungguhnya diterimanya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya, dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Barang siapa yang berhijrah karena Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya (akan diterima) sebagai hijrah karena Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa berhijrah karena dunia yang ia cari atau wanita yang hendak dinikahinya , maka ia akan dapat yang ia tuju” ( HR. Imam Bukhori dan Imam Muslim)

   Tak ada tujuan lain bagi kita sebagai hamba selain mencari kebahagiaan di dunia dan akhiratnya surga, dan itu akan kita dapatkan ketika Allah ridho pada kita. Dan tentulah setiap yang kita lakukan semata hanya untuk mencari Ridho Allah. Ketenangan, Rasa Cinta dan Sayang, keberkahan tentulah akan kita dapatkan ketika Allah menjadi tujuan kita. Dan untuk mendapatkannya tentulah dengan niat kita menikah semata-mata karena Allah. Karena dengan ikhlas Lillah kita tak akan pernah kecewa dengan seperti apapun kondisi pasangan, pernikahan dan keluarga kita nantinya. Maka mulailah niatkan anda menikah hanya untuk mendapatkan keridhoan dari Allah, semoga kelak nanti pernikahan dan keluarga anda penuh ketenangan, rasa cinta dan sayang yang diliputi keberkahan, amiinn…

2.       Tidak Berputus Asa
Setiap kita pastilah akan diuji dengan kesuksesan ataupun kegagalan. Tak jarang saat kita memulai menuju proses pernikahan ada saja halangan yang datang, entah itu dari sisi calon pasangan kita yang ragu atau mungkin sampai memutuskan untuk menghentikan proses, dari orangtua yang mempersulit proses pernikahan kita dengan banyak tuntutannya dan ujian-ujian yang lainnya yang kadang menjadikan kita gagal untuk menikah.

Setiap kita wajar saja bila merasakan sedih, tapi jangan sampai kesedihan itu menjadikan kita seorang yang berputus asa. Karena sesungguhnya putus asa itu bukanlah sifat seorang muslim, tapi itu adalah sifat mereka orang-orang yang tak yakin akan skenario Allah yang indah dan lebih baik.

Jadi, daripada berlelah hati dengan berputus asa, lebih baik kita bangkit kembali untuk menghadapi setiap ujian yang akan datang. Karena sungguh yang menentukan kita berhasil atau tidak bukanlah seberapa sering kita jatuh, tapi seberapa sering kita bangkit dari jatuh kita. Burung tak bisa mengubah arah angin, tapi ia dapat merubah arah terbangnya hingga ia mampu sampai ke tempat tujuan. Semoga Allah jauhkan kita dari segala sifat putus asa. Amiinn…

3.       Berbaik Sangka pada Ketentuan-Nya
Yakinkah saudaraku? Bahwa Allah Maha Mengetahui apa-apa saja yang kita butuhkan dan yang terbaik untuk kita. Maka berbaik sangkalah dengan setiap ketentuan-Nya. Bukan Allah tak sayang jika apa yang terjadi tidak sesuai dengan harapan kita. Tapi Allah sudah menyiapkan yang lebih baik dan yang lebih kita butuhkan.

Jadi apapun yang terjadi pada kita kini, entah itu kesulitan atau kemudahan, entah itu kebahagiaan atau kesedihan, entah itu tawa ataupun air mata. Tetaplah bersyukur dengan selalu berbaik sangka atas apapun yang Dia berikan untuk kita, sampailah lewat do’a dan hujamkanlah dalam hati “ Ya Rabb… saya ikhlas dan bahagia dengan apa yang Kau kehendaki dan tetapkan untukku, karena hamba Yakin Engkau Maha Mengetahui yang terbaik untuk hamba…”

4.       Minta pada Allah dengan Sabar dan Shalat
Allah swt berfirman, “ Wahai orang-orang yang beriman mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sungguh Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS AlBaqarah (2) : 153). Tiada tempat bersandar yang lebih baik selain dengan mengadukan setiap harap dan keluh kesah selain kepada Allah Azza Wa Jalla, karena pada-Nya tempat bergantung segala sesuatu dan hanya pada-Nya juga kita meminta segala sesuatu.

Setiap kita tentulah ingin mendapatkan pasangan yang baik dan menyejukan hati. Maka sampaikanlah itu dalam doamu, lewat sholatmu. Saat setiap hamba benar-benar dekat dengan Rabb-nya. Maka yakinlah Allah akan memberikan dia yang terbaik yang tak akan membuat kita kecewa. Tapi sebelum saat itu tiba, tentulah siapkan hati yang penuh dengan kesabaran dalam penantian, dirikanlah sholat dan curahkan apa-apa saja yang kita inginkan. Karena Allah akan menolong setiap hamba-Nya yang sabar dan sholat. Pertolongan Allah itu dekat, skenario Allah itu indah, pemberian Allah itu yang terbaik. Jadi sambil menunggu mari kita liputi hati dengan sabar dan sholat yang khusyuk.

5.       Puasa untuk menahan godaan
Rasulullah SAW bersabda : “Wahai para pemuda, barangsiapa telah mampu diantara kalian hendaklah melaksanakan pernikahan, karena ia dapat menundukan pandangan dan menjaga kemaluan(kehormatan). Barangsiapa tidak mampu hendaklah ia berpuasa, karena ia menjadi benteng perlindungan” ( HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi, dan Nasa’i)

Bila kita belum diberikan kemampuan untuk menikah baik itu secara keilmuan dan materi, maka jagalah diri kita dengan Puasa. Karena dengan puasa kita mampu menjaga diri dari hawa nafsu kita. Dengan itu kita terhindar dari segala keinginan syahwat dan godaan syaitan yang selalu datang dari arah mana saja. Dan perlu kita ketahui juga bahwa dengan berpuasa akan membuahkan kebaikan-kebaikan yang lainnya.


6.       Menuntut ilmu dan Beramal
Sibukkanlah diri anda selama masa penatian itu dengan menuntut ilmu, karena sesungguhnya ilmu itu sangat bermanfaat untuk kita dan akan kita butuhkan setiap saat. Telah Allah janjikan bahwa orang-orang yang berilmu akan Allah naikan beberapa derajat, sesuai firman-Nya dalam Al Qur’an: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS Al Mujadillah (58) : 11)

Sebelum kita menikah tentulah kita membutuhkan ilmu pernikahan dan ilmu yang lainnya. Seorang suami bersikap kasar pada istrinya, bisa jadi bukan karena ia tak mencintai istrinya, tapi karena mungkin ia tak memiliki ilmu tentang bagaimana bersikap pada seorang istri. Seorang ibu dengan mudah memarahi anaknya, bisa jadi bukan karena ia seorang yang pemarah, tapi bisa jadi karena ia tak tahu bahwa emosinya itu akan berdampak buruk pada anaknya. Sepasang suami istri saling menyebarkan aib pasangannya, bukan karena mereka menbenci pasangannya. Tapi bisa jadi karena ia tak paham akan pentingnya menjaga kehormatan pasangannya.

Banyak dari mereka yang kebingungan menghadapi realita dalam kehidupan berumahtangga, karena ia tak paham akan ilmunya. Jadi dari pada kita termasuk salah satu bagian dari mereka, sadari sekarang, sediakan waktu untuk mempelajari ilmu, memahaminya dan tentulah mengamalkan ilmu itu baik kepada diri sendiri maupun orang lain.

7.       Takwa dan Tawakkal

Senantiasalah hiasi hidupmu dengan pakaian taqwa di setiap keseharian kita, termasuk saat proses penantian ini. Karena sesungguhnya bekal terbaik untuk setiap hamba adalah Taqwa. Karena dengan taqwa tak akan ada siapapun yang akan merasakan kesedihan dalam setiap proses kehidupan yang dijalaninya, karena ia sudah menyerahkan apa yang ada padanya kepada Pemilik sebenarnya, Allah SWT. Karena ia yakin benar yang diberikan padanya adalah yang terbaik untuknya ( Tawakkal atas setiap yang terjadi pada kita).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar