Kamis, 15 Januari 2015

MAKNA UJIAN HIDUP

Maha suci Allah yang menguasai segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebuh baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun.
 (QS Al Mulk : 1-2)

Hidup di dunia ini tak selalu memberikan segala hal yang kita inginkan, karena sangat jelas dunia ini tercipta untuk menguji manusia dalam bersikap dan menguji siapa yang paling baik amalnya. Allah SWT sebagai pemilik dan yang menggenggam dunia ini akan senantiasa menguji kita sampai nafas berpisah dengan jasad. Diantara kita mungkin pernah mengalami suatu permasalahan (ujian) yang sama dalam waktu yang berbeda. Dan tak jarang diantara kita berkata, “ Kok saya selalu dihadapkan oleh masalah yang sama sich? Masalah ini terus gak ada beres-beresnya. Kapan saya bisa melewatinya?” Selalu dihadapkan dengan masalah ekonomi, hubungan dengan lawan jenis, sekolah atau kuliah yang tidak beres, hubungan dengan keluarga dan masalah lainnya yang terkadang membuat hidup kita tidak semangat dan tidak bahagia. Sepertinya kurang bijak jika kita menyebutkannya dengan “masalah”, lebih baik kita ganti saja dengan istilah cobaan atau ujian. Karena pada hakikatnya itu datangnya dari sisi Allah SWT sebagai mana ayat yang kita baca di awal pembahasan ini, agar pikiran kita tidak menangkap energi negatif dengan kata “masalah” .

Nah itulah hidup, kita akan selalu dihadapkan pada ujian yang satu dan beralih ke ujian baru ketika ujian pertama telah kita selesaikan dengan cara kita. Seperti ketika seorang murid yang mendapatkan ujian dari gurunya sesuai dengan mata pelajaran yang telah diajarkan, karena tak mungkin seorang guru akan memberikan soal pelajaran kelas VI sedangkan muridnya sendiri baru belajar di kelas IV. Murid tersebut akan lulus ketika ia mampu menjawab soal yang diberikan dengan benar dan sesuai dengan apa yang diinginkan gurunya. Sebaliknya jika sang murid tidak lulus, maka bisa saja sang guru memberikan ujian perbaikan agar bisa lulus. Mata pelajaran yang diberikan sama akan tetapi mungkin saja soalnya yang sedikit berbeda. Dan seperti itulah analogi ujian yang Allah berikan kepada kita. Allah SWT akan memberikan ujian sesuai dengan kemampuan yang kita miliki, sebagaimana guru yang memberikan soal ujian pada sang murid. Karena tak mungkin Allah memberikan ujian di luar kemampuan kita. Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hambaNya.

Allah SWT akan memberikan ujian yang sama pada kita sampai kita benar-benar dianggap lulus oleh-Nya dan layak dinaikkan derajatnya. Jika kita mau merenung, “ujian merupakan bentuk kasih sayang Allah yang diberikan pada kita”. Seperti halnya seorang guru yang sayang pada muridnya. Ia bersedia memberikan kesempatan kedua pada sang murid, agar muridnya lulus dan tidak membiarkannya tertinggal.

Tentunya kasih sayang Allah kepada kita jauh lebih besar. Allah ingin agar ketika kita mendapatkan ujian yang lebih besar atau lebih berat dari sebelumnya, kita sudah siap dan akan mampu melaluinya dengan baik pula. Dan tentunya kita tidak akan meninggalkan atau berusaha menghindar dari ujian yang Allah berikan, melainkan menghadapinya dengan bijak.

Semua ujian dari-Nya adalah untuk menguji tingkat keimanan kita sebagai Makhluk-Nya. Apakah kita mampu bertahan dan mampu melaluinya dengan sikap terbaik yang sesuai dengan yang disyariatkan oleh-Nya. Tidak mengeluh dan berkeluh kesah, karena seharusnya dengan ujian itu menjadikan kita lebih dekat pada-Nya. Dengan cara tetap bersabar dan bersyukur serta memohon pertolongan kepada-Nya, karena Dialah yang memberikan ujian dan Dia pulalah yang berkuasa membantu kita menyelesaikannya. Inilah indahnya orang-orang yang beriman yang pandai menentukan sikap, ketika ia diberikan nikmat ia bersyukur, dan ketika ia diberikan ujian ia bersabar. Subhanallah…

“Tak penting ujian itu Baik atau Buruk, yang terpenting ujian itu membuat diri semakin TA’AT dan BAHAGIA”
(Aira Al-Khattab)

Begitulah seorang muslim yang taat seharusnya bersikap. Baginya, semua adalah kebaikan, baik itu musibah ataupun kenikmatan. Semuanya dapat menjadikan nilai pahala di sisi Allah Swt. Keyakinan kita akan kemampuan kita (dilandasi dengan keyakinan kepada Allah) dalam menyelesaikan ujian akan sangat membantu kita untuk melalui semua ujian dalam kehidupan kita. Karena “Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya, dan apa yang terjadi pada diri kita adalah sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Setiap ujian pasti akan ada solusinya. Ujian bersumber dari Allah, maka solusinya juga datang dari Allah. Tinggal kita saja yang mau atau tidak mencari solusinya. Tidak berdiam diri dengan hanya menunggu solusi itu datang dengan sendirinya.

“Dan kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kalaparan, kekurangan harta, jiwa (pengikut) dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang yang apabila ditimba masalah (ujian), mereka berkata, “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali)”. Mereka itulah yang mendapat keberkahan (ampunan) yang sempurna dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah yang mendapat petunjuk”. (QS Al Baqarah : 155-157)

Dalam ayat di atas terdapat kalimat istirja’ (pernyataan kembali kepada Allah) yaitu kalimat “inna lillahi wa inna ilaihi raji’un” Kalimat itu disunnahkan untuk disebut ketika kita ditimpa ujian (musibah) baik besar maupun kecil. Itu adalah salah satu bentuk tawakkal kita kepada Allah yang memberikan ujian kepada kita. Ujian juga Allah Swt berikan dalam rangka melihat orang-orang yang beriman, siapa yang benar-benar berjihad / bersungguh-sungguh dalam mengaplikasikan ajaran islam dan siapa juga yang bersabar diantaranya, sebagaimana firman Allah swt,
“Dan sungguh, kami benar-benar akan menguji kamu sehingga kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar diantara kamu, dan kami akan uji perihal kamu.” (QS. Muhammad : 31)

Maka dari itu, mari kita jadikan ujian yang Allah Swt berikan sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas keimanan dan semakin membuat kita taat kepada-Nya. Dan yakinlah Allah Swt tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya dan sesungguhnya semakin besar ujian yang Allah berikan maka semakin besar pula pahala yang akan kita dapatkan.

Rasulullah Saw bersabda, “Sungguh besarnya pahala seiring dengan besarnya ujian. Sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, maka Ia akan menguji mereka. Siapa yang ridha, mendapatkan keridhaan dan siapa yang marah akan mendapatkan kemurkaan Allah.” (HR. Turmudzi)

Dari Abu Hurairah ra diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, “Cobaan itu akan selalu menimpa seorang mukmin dan mukminah, baik pada dirinya, pada diri anaknya ataupun pada hartanya, sehingga ia bertemu dengan Allah tanpa dosa sedikitpun.” (HR At-Tirmidzi)

Sahabatku tercinta, kemungkinan kita memiliki kedudukan di sisi Allah yang tidak dapat dicapai oleh amal perbuatan kita semata. Allah akan terus menurunkan cobaan kepada kita dengan hikmah-Nya yang mungkin tidak kita sukai, lalu Allah memberikan kesabaran kepada kita untuk menghadapinya sehingga kita mencapai kedudukan tersebut. Bila demikian, mengapa harus bersedih dengan setiap ujian yang Allah berikan kepada kita?!


Semakin kita mendekati Allah dengan cinta dan kerinduan, maka Allah akan mempersiapkan segala ujian untuk kita. Namun bagi hamba yang mencintai-Nya, maka Allah akan persiapkan hati kita untuk bisa menerimanya dengan sabar dan ridha. Sehingga ujian-ujian itu akan semakin meleburkan ke dalam samudera kenikmatan cinta bersama-Nya. Maka, berbahagialah dengan UJIAN yang Allah berikan. AllahuAkbar!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar