Kamis, 15 Januari 2015

Indahnya MASA PENANTIAN

Awali dengan Memperbaiki Diri dan Persiapan secara Maksimal

Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji pula. Dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula
 (QS An-Nur: 26)

Janji Allah itu pasti, yang baik untuk mereka yang baik dan yang buruk pun untuk mereka yang buruk. Tak ada pengecualian, karena pasti Allah akan memberikan sesuatu sesuai dengan kemampuan dan kepantasan kita untuk menerima setiap ketentuan-Nya. Sebagai manusia biasa tentulah kita berharap mendapatkan pasangan yang baik dan sholeh. Baik secara sikap, akhlaq, rupa, usaha dan perilaku. Sangatlah wajar jika kita mengharapkan seorang yang baik, tapi sebelum mengharapkan seorang yang baik maka mari kita baikan dulu akhlaq dan sikap kita.

Persiapkanlah diri secara batiniah, dengan terus istiqomah dalam ibadah. Jodohmu adalah cermin dirimu, maka indahkan diri kita dulu agar saat kita bercermin nanti bayangan yang terpantul di cermin pun akan terlihat indah. Mulailah dengan meningkatkan keyakinan untuk menikah, tentunya dengan diiringi dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah kita. Karena seseorang yang ibadahnya terjaga, maka hatinya pun akan terjaga, insyaAllah. Istiqomahkan diri dengan menjaga hati dan menjaga ibadah.

Persiapkanlah juga diri secara lahiriah, ketika hati sudah yakin untuk menikah. Maka mulailah dengan mengkondisikan orang-orang disekitar bahwa anda siap menikah. Mulailah dengan memahamkan orangtua, banyak di antara kita yang terhambat proses pernikahannya oleh orang tua. Baik itu orang tua  memiliki kriteria pasangan yang mereka inginkan untuk kita, atau orang tua ingin kita focus dulu untuk belajar ( contohnya menamatkan kuliah dulu), atau orang tua meminta kita untuk mandiri dan bekerja dulu. Itu wajar saja, maka sadari sekarang! mulailah untuk memahamkan orangtua kita, tentang keinginan kita mau menikah dengan orang seperti apa, kapan kita akan menikah, dan harapan kita dalam pernikahan nanti. Agar saat kita akan memulai proses pernikahan nanti, kita tak perlu berlelah diri untuk memahamkan orang tua karena itu sudah kita lakukan jauh-jauh hari. Sehingga proses yang kita lakukan tidak akan terhambat di ujian orangtua.

Mulailah juga dengan mengkondisikan guru-guru kehidupan kita. Dalam hidup pasti kita memiliki orang dekat yang selalu saling mengingatkan dalam kebaikan. Maka sampaikanlah juga keinginan anda untuk menikah pada mereka, guru kehidupan yang amanah. Selain untuk menghargai mereka sebagai guru kehidupan, mereka pun tentulah menyayangi kita dan mengharapkan kita untuk mendapatkan pasangan yang baik. Dengan itu ketika kita ingin memulai proses menuju pernikahan, kita bisa dibantu dalam mencarikan kriteria calon pasangan, atau setidak-tidaknya mereka bisa membantu kita lewat do’a dan dukungan.

Dan tentulah jangan sampai kita lupa untuk menyiapkan bekal pernikahan, baik ilmu maupun materi. Mulailah dengan membaca buku-buku seputar pernikahan, mencari ilmu dari mereka yang sudah menikah, baik dari positifnya ataupun negatifnya (jika ada). Seringlah berbagi ilmu dengan mereka yang paham tentang pernikahan. Agar ilmu, keyakinan dan mental kita benar-benar siap untuk menjalani proses pernikahan nantinya.

Tak kalah penting untuk kita menyiapkan materi pernikahan. Pernikahan yang baik adalah pernikahan yang penuh do’a dan berkah. Meski sederhana tapi mengalir do’a-do’a kebaikan dan keberkahan di dalamnya. Banyak di antara kita yang menikah dengan dibantu orang tua, tak jarang orangtua menggadaikan kehormatannya dengan menghutang kesana – kesini guna mengadakan pesta pernikahan yang meriah untuk kita. Akhirnya setelah menikah tinggallah kita menghitung hutang kesana sini. Sebelum itu terjadi, siapkanlah diri dan yakinkan hati untuk mampu menikah dengan menggunakan materi yang dimiliki sendiri tanpa menyusahkan orang tua. Mulailah juga dengan memahamkan orangtua akan makna pernikahan itu lebih baik sederhana asal berkah. Agar ketika nanti menuju proses pernikahan kita tidak meninggalkan beban untuk orangtua atau orang-orang disekitar kita.

Dan tentulah kita harus menyiapkan mental untuk bersabar menanti seseorang yang akan menjadi kekasih halal kita nanti. Allah akan menguji kita dalam hal kesabaran menanti pasangan. Mungkin ada di antara kita yang dimudahkan proses pernikahannya,  langsung dipertemukan dengan jodohnya, tapi tak jarang juga ada di antara kita yang berlelah hati menunggu sampai jodoh itu datang.

Oleh karena itu kita harus memiliki mental yang sabar dan tak lupa terus berikhtiar mencari pasangan hidup tanpa berputus asa. Dan tak lupa selalu ikhlas dengan apapun ketetapan Allah untuk kita, jika proses kita dimudahkan maka bersyukurlah. Namun jika kita menemui kegagalan berulang kali, janganlah putus asa. Bukan Allah tak sayang pada kita, tapi karena Allah ingin menguji kesabaran kita dan memantaskan kita untuk seseorang yang baik untuk kita.

Bersabarlah dengan cinta, berserah dirilah kepada Allah. Maka kita akan dibuat bahagia oleh cinta jika kita menjaganya dengan keimanan dan keyakinan yang kita miliki. Yakinlah dengan janji-janji Allah karena cinta akan indah pada waktunya.

Maka mari kita kuatkan keyakinan, kuatkan mental, perbanyak ilmu, pahamkan mereka yang ada disekitar dan tentunya siapkan materi menuju proses pernikahan. Sampai waktu itu tiba, semoga Allah beri kemudahan dan keberkahan… Amiinnn Ya Rabbal A’lamin…







 


“Yakinlah! Sebelum kita dipertemukan dengan jodoh yang telah Allah takdirkan untuk kita, pasti Allah akan uji kita dengan dipertemukannya kita dengan seseorang yang bukan jodoh kita. Allah lakukan itu tak lain agar kita mendapatkan kebaikan”
(Abu Hawna & Ummu Hawna)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar