“Cinta
bukanlah mencari pasangan yang sempurna, tapi menerima pasangan dengan
sempurna. Dan cinta itu menyempurnakan diri dengan ketidaksempurnaan pasangan”
Pantaskan Dirimu!!!
Tidak perlu mencari istri secantik Balqis, jika tak segagah
Sulaiman…
Mengapa mengharap suami setampan Yusuf, jika diri tak
seindah Zulaikha…
Tak perlu mencari suami seta’at Ibrahim, jika diri tak
sekuat Hajar dan Sarah…
Mengapa didamba teman hidup seistimewah Khadijah, jika diri
tak semulia Rasulullah Saw…
Mengapa mengharapkan bidadari secantik Fatimah, jika diri
tak secerdas Ali…
Sahabatku yang berbahagia. Sudah seberapa banyakkah bekal
yang telah kita persiapkan untuk pernikahan yang kita idam-idamkan selama ini?
Tentu kita semua telah mengetahui bahwa “Sebaik-baik bekal adalah Takwa!”.
Itulah “Takwa” (Menjalankan dan
menta’ati dengan ikhlas segala perintah-Nya dan meninggalkan dengan penuh
kesabaran apa yang menjadi larangan-Nya). Dengan takwa semuanya akan menjadi
mudah dan berkah atas setiap proses dan ikhtiar yang kita lakukan dalam menjaga
kesucian cinta hingga semuanya halal dengan Ridha-Nya.
Dalam kesempatan ini, setidaknya ada beberapa hal yang perlu
kita perhatikan dalam mempersiapkan bekal dalam menjaga kesucian cinta hingga menuju
pernikahan :
1. Niat Karena Allah Swt
Dari Amirul Mukminin, Abu Hafshah, Umar Ibnu
Khattab ra berkata, “Sesungguhnya diterimanya amal perbuatan itu tergantung pada niatnya,
dan sesungguhnya setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Barang
siapa yang berhijrah karena Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya (akan diterima)
sebagai hijrah karena Allah dan Rasul-Nya, dan barangsiapa berhijrah karena
dunia yang ia cari atau wanita yang hendak dinikahinya , maka ia akan dapat
yang ia tuju” ( HR. Imam Bukhori dan Imam Muslim)
Tak
ada tujuan lain bagi kita sebagai hamba selain mencari kebahagiaan di dunia dan
akhiratnya surga, dan itu akan kita dapatkan ketika Allah ridho pada kita. Dan
tentulah setiap yang kita lakukan semata hanya untuk mencari Ridho Allah.
Ketenangan, Rasa Cinta dan Sayang, keberkahan tentulah akan kita dapatkan
ketika Allah menjadi tujuan kita. Dan untuk mendapatkannya tentulah dengan niat
kita menikah semata-mata karena Allah. Karena dengan ikhlas Lillah kita tak akan pernah kecewa
dengan seperti apapun kondisi pasangan, pernikahan dan keluarga kita nantinya.
Maka mulailah niatkan anda menikah hanya untuk mendapatkan keridhoan dari
Allah, semoga kelak nanti pernikahan dan keluarga anda penuh ketenangan, rasa
cinta dan sayang yang diliputi keberkahan, amiinn…
2. Tidak Berputus Asa
Setiap kita pastilah akan diuji
dengan kesuksesan ataupun kegagalan. Tak jarang saat kita memulai menuju proses
pernikahan ada saja halangan yang datang, entah itu dari sisi calon pasangan
kita yang ragu atau mungkin sampai memutuskan untuk menghentikan proses, dari
orangtua yang mempersulit proses pernikahan kita dengan banyak tuntutannya dan
ujian-ujian yang lainnya yang kadang menjadikan kita gagal untuk menikah.
Setiap kita wajar saja bila
merasakan sedih, tapi jangan sampai kesedihan itu menjadikan kita seorang yang
berputus asa. Karena sesungguhnya putus asa itu bukanlah sifat seorang muslim,
tapi itu adalah sifat mereka orang-orang yang tak yakin akan skenario Allah
yang indah dan lebih baik.
Jadi, daripada berlelah hati dengan
berputus asa, lebih baik kita bangkit kembali untuk menghadapi setiap ujian
yang akan datang. Karena sungguh yang menentukan kita berhasil atau tidak
bukanlah seberapa sering kita jatuh, tapi seberapa sering kita bangkit dari
jatuh kita. Burung tak bisa mengubah arah angin, tapi ia dapat merubah arah
terbangnya hingga ia mampu sampai ke tempat tujuan. Semoga Allah jauhkan kita
dari segala sifat putus asa. Amiinn…
3. Berbaik Sangka pada Ketentuan-Nya
Yakinkah saudaraku? Bahwa Allah
Maha Mengetahui apa-apa saja yang kita butuhkan dan yang terbaik untuk kita.
Maka berbaik sangkalah dengan setiap ketentuan-Nya. Bukan Allah tak sayang jika
apa yang terjadi tidak sesuai dengan harapan kita. Tapi Allah sudah menyiapkan
yang lebih baik dan yang lebih kita butuhkan.
Jadi apapun yang terjadi pada kita
kini, entah itu kesulitan atau kemudahan, entah itu kebahagiaan atau kesedihan,
entah itu tawa ataupun air mata. Tetaplah bersyukur dengan selalu berbaik
sangka atas apapun yang Dia berikan untuk kita, sampailah lewat do’a dan
hujamkanlah dalam hati “ Ya Rabb… saya ikhlas dan bahagia dengan
apa yang Kau kehendaki dan tetapkan untukku, karena hamba Yakin Engkau Maha
Mengetahui yang terbaik untuk hamba…”
4. Minta pada Allah dengan Sabar dan Shalat
Allah swt berfirman, “ Wahai orang-orang yang beriman
mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sungguh Allah
beserta orang-orang yang sabar” (QS AlBaqarah (2) : 153). Tiada tempat
bersandar yang lebih baik selain dengan mengadukan setiap harap dan keluh kesah
selain kepada Allah Azza Wa Jalla,
karena pada-Nya tempat bergantung segala sesuatu dan hanya pada-Nya juga kita
meminta segala sesuatu.
Setiap kita tentulah ingin
mendapatkan pasangan yang baik dan menyejukan hati. Maka sampaikanlah itu dalam
doamu, lewat sholatmu. Saat setiap hamba benar-benar dekat dengan Rabb-nya.
Maka yakinlah Allah akan memberikan dia yang terbaik yang tak akan membuat kita
kecewa. Tapi sebelum saat itu tiba, tentulah siapkan hati yang penuh dengan
kesabaran dalam penantian, dirikanlah sholat dan curahkan apa-apa saja yang
kita inginkan. Karena Allah akan menolong setiap hamba-Nya yang sabar dan
sholat. Pertolongan Allah itu dekat, skenario Allah itu indah, pemberian Allah
itu yang terbaik. Jadi sambil menunggu mari kita liputi hati dengan sabar dan
sholat yang khusyuk.
5. Puasa untuk menahan godaan
Rasulullah SAW bersabda : “Wahai
para pemuda, barangsiapa telah mampu diantara kalian hendaklah melaksanakan
pernikahan, karena ia dapat menundukan pandangan dan menjaga
kemaluan(kehormatan). Barangsiapa tidak mampu hendaklah ia berpuasa, karena ia
menjadi benteng perlindungan” ( HR. Bukhari, Muslim, Abu Daud,
Tirmidzi, dan Nasa’i)
Bila kita belum diberikan
kemampuan untuk menikah baik itu secara keilmuan dan materi, maka jagalah diri
kita dengan Puasa. Karena dengan puasa kita mampu menjaga diri dari hawa nafsu
kita. Dengan itu kita terhindar dari segala keinginan syahwat dan godaan syaitan
yang selalu datang dari arah mana saja. Dan perlu kita ketahui juga bahwa
dengan berpuasa akan membuahkan kebaikan-kebaikan yang lainnya.
6. Menuntut ilmu dan Beramal
Sibukkanlah diri anda selama masa
penatian itu dengan menuntut ilmu, karena sesungguhnya ilmu itu sangat
bermanfaat untuk kita dan akan kita butuhkan setiap saat. Telah Allah janjikan
bahwa orang-orang yang berilmu akan Allah naikan beberapa derajat, sesuai
firman-Nya dalam Al Qur’an: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang
yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS Al
Mujadillah (58) : 11)
Sebelum kita menikah tentulah kita
membutuhkan ilmu pernikahan dan ilmu yang lainnya. Seorang suami bersikap kasar
pada istrinya, bisa jadi bukan karena ia tak mencintai istrinya, tapi karena
mungkin ia tak memiliki ilmu tentang bagaimana bersikap pada seorang istri.
Seorang ibu dengan mudah memarahi anaknya, bisa jadi bukan karena ia seorang yang
pemarah, tapi bisa jadi karena ia tak tahu bahwa emosinya itu akan berdampak
buruk pada anaknya. Sepasang suami istri saling menyebarkan aib pasangannya,
bukan karena mereka menbenci pasangannya. Tapi bisa jadi karena ia tak paham
akan pentingnya menjaga kehormatan pasangannya.
Banyak dari mereka yang kebingungan
menghadapi realita dalam kehidupan berumahtangga, karena ia tak paham akan
ilmunya. Jadi dari pada kita termasuk salah satu bagian dari mereka, sadari
sekarang, sediakan waktu untuk mempelajari ilmu, memahaminya dan tentulah
mengamalkan ilmu itu baik kepada diri sendiri maupun orang lain.
7. Takwa dan Tawakkal
Senantiasalah hiasi hidupmu dengan
pakaian taqwa di setiap keseharian kita, termasuk saat proses penantian ini.
Karena sesungguhnya bekal terbaik untuk setiap hamba adalah Taqwa. Karena
dengan taqwa tak akan ada siapapun yang akan merasakan kesedihan dalam setiap
proses kehidupan yang dijalaninya, karena ia sudah menyerahkan apa yang ada
padanya kepada Pemilik sebenarnya, Allah SWT. Karena ia yakin benar yang
diberikan padanya adalah yang terbaik untuknya ( Tawakkal atas setiap yang
terjadi pada kita).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar