Selasa, 20 Januari 2015
Pengemis Yahudi Buta
Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata, "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhuinya".
Setiap pagi Rasulullah Saw mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah Saw menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis buta itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah melakukannya hingga menjelang Beliau wafat. Setelaj kewafatan Rasulullah Saw tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu.
Suatu hari Abu Bakar berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha beliau bertanya kepada anaknya, "Anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan?" Aisyahmenjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah hampir tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu sunnah saja".
"Apakah itu?" tanya Abu Bakar "Setiap pagi Rasulullah Saw selalu pergi ke ujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang berada di sana" kata Aisyah r.ha
Keesokan harinya Abu Bakar pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abu Bakar mendatangi pengemis itu dan memberikan makanan itu kepadanya. ketika Abu Bakar mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil berteriak, "Siapakah kamu?" Abu Bakar menjawab "Aku orang yang biasa", "Bukan!!! kamu bukan orang yang biasa mendatangiku" Jawab si pengemis yahudi buta itu. "Apabila ia datang kepadaku tidak susah mulut ini mengunyah, orang yang selalu mendatangiku selalu menyuapiku tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut dengan mulutnya, setelah itu ia berikan padaku dengan mulutnya sendiri" pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abu Bakar tidak dapat menahan air matanya, ia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, "Aku memang bukan orang yang biasa datang kepadamu, aku adalah salah satu sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah MUHAMMAD RASULULLAH SAW". Setelah pengemis itu mendengar cerita Abu Bakar ia pun menangis dan kemudian berkata, "Benarkah demikian? selama ini aku selalu menghinanya, menfitnahnya, ia tidak pernah memarahiku sedikitpun, ia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, ia begitu mulia..." Lalu pengemis Yahudi buta itu akhirnya bersyahadat dihadapan Abu bakar
SUBHANALLAH ALLAHU AKBAR...
Allahumma shalli ala Muhammad wa ala ali Muhammad...
SILAKAN DI SHARE SEMOGA BERMANFAAT
Bersyukur dan Berbahagialah menjadi UMMAT TERBAIK
“Kamu
(umat muslim) adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia. (Karena kamu)
menyuruh berbuat yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman
kepada Allah.”
(QS. Ali-Imran: 110)
Sahabatku yang baik hati dan mulia akhlaknya. Tidak ada
pilihan lain kecuali kita harus bahagia dengan predikat terbaik yang telah
Allah sematkan dalam diri kita sebagai seorang muslim yang ta’at, dan hal
inilah juga yang membuat Rasulullah Saw dan para sahabatnya termotivasi untuk
melakukan yang terbaik semasa hidupnya yang sampai hari ini menjadi motivator
terbesar kita semua. Menjadi ummat terbaik adalah pilihan sekaligus tawaran
dari Allah Swt untuk setiap hamba-Nya, atau justru sebaliknya kita memilih
menjadi ummat terburuk hingga Allah menentukan waktunya.
Untuk Anda yang yakin dengan pilihan untuk menjadi ummat
terbaik, maka jadikanlah diri Anda sebagai orang yang paling bahagia dengan
al-Qur’an sebagai panduan dan pedoman hidup, dan yakinlah Anda akan bisa meraih
prestasi yang luar biasa bersamanya. Karena menjadi genarasi Qur’an adalah
salah satu kunci kita akan mendapatkan kebahagiaan dan kemuliaan hidup, “Khairukum
man ta’allamal Qur’an wa ‘allamahu… sebaik-baik
kalian adalah orang yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya kepada orang
lain.”
Selamat datang wahai orang-orang yang berbahagia dan
menikmati kebahagiaannya serta bertaubat dan kembali kepada jalan-Nya, dan
bahkan Allah pun bahagia dengan keagungan dan kemuliaan-Nya, disebabkan oleh
taubat Anda.
Jika Anda datang kepada-Nya dengan berjalan, maka Allah akan
datang kepada Anda dengan berjalan cepat. Jika Anda mendekat kepada Allah satu
jengkal, maka Allah akan mendekat kepada Anda satu hasta. Jika Anda mendekat
kepada Allah dengan satu hasta, maka Allah akan mendekat kepada Anda satu
kilan.
Ketika hal itu Anda lakukan dengan semangat untuk lebih
dekat dengan Allah, maka Allah pun akan melimpahkan berbagai macam kenikmatan
dan kebahagiaan, Allah juga akan menutupi aib-aib Anda, memberi Anda kasih
sayang, dan mema’afkan dosa-dosa Anda. Setiap musibah yang ditimpahkan kepada
diri Anda adalah untuk meningkatkan kualitas diri dan derajat Anda disisi-Nya.
Namun, jika Anda berpaling dari-Nya, sungguh hal itu adalah kerugian yang besar
dan Anda tidak pernah merasakan sebuah kebahagiaan yang sebenarnya.
Seperti halnya yang dikatakan oleh usatdz Cahyadi Takariawan
dalam bukunya Di Jalan Dakwah Ku Gapai
Sakinah, “Kebahagiaan itu letaknya di hati yang mampu mensyukuri seluruh nikmat
yang Allah berikan. Pada jiwa yang senantiasa mendambakan keridhaan Allah, pada
pikiran yang senantiasa tersibghah dalam kebenaran. Kebahagiaan itu bersumber
dari keimanan yang mendalam, ketundukan yang tulus atas ketentuan Allah, dan
kelapangan hati dalam menerima seluruh perintah dan larangan-Nya.”
Bahagia itu ada di dalam hati, bahagia itu tersimpan di
dalam jiwa. Maka carilah kebahagiaan itu di hati sanubari dan kebersihan jiwa.
Ketahuilah bahwa kedekatan Anda dengan Allah lebih menjamin ketentraman dan
kebahagiaan, dibandingkan dengan kedekatan Anda dengan yang lainnya sebagai
ciptaan-Nya.
Maka, sekali lagi jangan buat diri Anda ragu akan
setiap pilihan yang Anda ambil dan buatlah diri Anda bahagia dengan hadirnya
Allah dalam diri Anda. “Katakanlah, ‘Inilah jalan (agama)-ku, aku
dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kamu kepada Allah dengan hujjah yang
nyata, Mahasuci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik.”
(QS. Yusuf: 108)
======================================
======================================
SEMOGA BERMANFAAT, SILAKAN DI SHARE
======================================
======================================
SEMOGA BERMANFAAT, SILAKAN DI SHARE
Senin, 19 Januari 2015
Sekilas PROFIL Andi' Ahmad Zikrillah, Bs.H
Andi’ Ahmad Zikrillah, Bs. H lahir 09 September 1985 di sebuah desa terpencil yang jauh dari
pusat keramaian, Air Sugihan Banyuasin Sumatera Selatan. Beliau terlahir dari
keluarga yang sangat sederhana dari buah cinta dan kasih sayang seorang ayah
yang tegas Andi’ Ma’lanti dan
kelembutan seorang ibu Indo’ Messeng.
Beliau adalah seorang yang ingin selalu berusaha bersyukur dan berbenah diri, dan
hal itulah yang menyebabkan sampai sekarang beliau masih aktif dalam berdakwah.
Pendidikan Sekolah Dasar (SD) hingga pendidikan Sekolah
Menengah Atas (SMA) beliau tempuh seluruhnya di daerah tempat beliau
dilahirkan. Tak jarang segudang prestasi beliau dapatkan mulai dari prestasi
belajar, kegiatan ekstrakulikuler hingga pernah menjadi pelajar teladan di SMAN
2 muara Padang karena selama dua tahun lebih tak pernah absen dari sekolah
sekalipun kondisi sekolah tidak belajar. Beliau juga mulai SD hingga SMA selalu
berada pada posisi lima besar di kelasnya dan tak jarang juga menduduki
peringkat satu di kelasnya.
Impian beliau untuk melanjutkan pendidikan ke Perguruan
Tinggi di kota Palembang semakin kuat setelah beliau lulus dari SMAN 2 dengan
mendapatkan nilai yang sangat memuaskan yang membuat kedua orang tuanya sangat
bahagia dan bangga. Akhirnya beliau menempah ilmu kembali di Universitas PGRI
Palembang dengan mengambil jurusan FKIP Matematika sebagai mata pelajaran yang
paling beliau sukai semenjak sekolah dulu. Ini adalah pertama kalinya beliau
sebagai anak tunggal putera makasar berpisah dengan kedua orang tuanya demi
meraih impian dan cita-citanya.
Di Universitas PGRI Palembang inilah beliau memutuskan untuk
hijrah dan bergabung dengan sebuah Lembaga Dakwah Kampus untuk memperdalam
pengetahuan agama Islam dan berusaha merealisasikan nilai-nilai Islam dengan
berdakwah pada masyarakat mulai dari pelajar, mahasiswa sampai masyarakat umum.
Di tempat ini pula beliau bisa membuat kedua orang tuanya bahagia dan bangga
karena beliau pernah mendapatkan beasiswa berprestasi sebanyak tiga kali dan
yang mengesankan orang tuanya mengetahuinya melalui Koran, yang saat itu
sebenarnya beliau ingin membuat sebuah kejutan atas prestasinya.
Suami dari seorang wanita asal kota Bandung Jawa Barat ini,
bersama teman-temannya aktif dalam sebuah lembaga training yang bergerak di
bidang pendidikan, pelatihan, dakwah dan sosial. Indonesia Training Center
Nusantara (INTERNUSA) adalah wujud pengabdian beliau untuk memberikan
kontribusi terbaik untuk ummat dan agama Islam, karena hidup dan matinya hanya
untuk Allah yang Maha Menciptakan, “Innashalati wanusukii wamahyaya wamamati
lillaahirabbil ‘aalamin (Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku
hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam)”. Saat ini beliau sebagai
penanggung jawab INTERNUSA kota Palembang Sumatera Selatan, selain itu beliau
juga sebagai distributor buku-buku yang berkaitan dengan dakwah, tarbiyah,
harakah dan buku-buku islam lainnya.
Harapan beliau saat ini adalah bisa tetap istiqomah dan
ikhlas dalam berjuang di jalan dakwah untuk meraih Dunianya Bahagia Akhiratnya
Surga. Maka dari itu do’a dari para pembaca begitu diharapkannya dalam meraih
impian dan cita-citanya.
Bagi teman-teman yang ingin bersilaturahim atau mengundang
beliau untuk berbagai kegiatan seperti beda buku atau training motivasi dan
spiritual, terkhusus yang berkaiatan dengan tema judul buku ini, bisa langsung
menghubungi ::
CP/WhatsApp: 081278444491
FB: Abu Hawna
FansPage: Andi' Ahmad Zikrillah, Bs.H
FansPage: Bang Andi' InsanPembelajar
FansPage: Bang Andi' InsanPembelajar
Instagram: abuhawna9_trainer.internusa
BUKU YANG BELIAU TULIS
1. Melukis Cinta Meraih Bahagia
2. Indahnya Hidup Bersama Dakwah
3. Indahnya Ujian Hidup
4. Megukir Prestasi dengan Kekuatan Cinta
PROGRAM TRAINING BELIAU
1. Training Motivasi Pelajar dan Mahasiswa
2. School Of Trainer
3. Public Speaking Training
4. SUKSES Sebelum LULUS Kuliah
5. SUKSES UN dengan KEYAKINAN
6. Melukis CINTA Meraih BAHAGIA
7. Indahnya HIDUP Bersama DAKWAH
8. Hidup di bawah naungan Al-Qur'an
9. Indahnya Ujian Hidup
10. Agar KULIAH ngak sekedar Ngampus
11. Training Kepemimpinan
12. Konsep Diri Seorang Muslim
13. Ukhuwah Islamiyah
14. Training Pernikahan
15. Muhasabah
16. Ceramah Motivasi Hari Besar Islam
17. Tabligh Akbar
18. Seminar dan Talk Show
19. Bimbingan Karir
20. Dll
SALAM UKHUWAH DARI SAYA ANDI' AHMAD ZIKRILLAH
Minggu, 18 Januari 2015
Kerjasama Training
SIAP MELAYANI DAN BEKERJASAMA DALAM AGENDA TRAINING MOTIVASI, SEMINAR, TALK SHOW, MUHASABAH KHUSUSNYA DENGAN PROGRAM TRAINING DIBAWAH INI
1. Training Motivasi Pelajar dan Mahasiswa
2. School Of Trainer
3. Public Speaking Training
4. SUKSES Sebelum LULUS Kuliah
5. SUKSES UN dengan KEYAKINAN
6. Melukis CINTA Meraih BAHAGIA
7. Indahnya HIDUP Bersama DAKWAH
8. Hidup di bawah naungan Al-Qur'an
9. Indahnya Ujian Hidup
10. Agar KULIAH ngak sekedar Ngampus
11. Training Kepemimpinan
12. Konsep Diri Seorang Muslim
13. Ukhuwah Islamiyah
14. Training Pernikahan
15. Muhasabah
16. Ceramah Motivasi Hari Besar Islam
17. Tabligh Akbar
18. Seminar dan Talk Show
19. Bimbingan Karir
20. Dll
BERMINAT MENGUNDANG?
Hubungi DBAS Management CP: 0812-7844-4491
Tawaran Kerjasama
LEMBAGA TRAINING INTERNUSA FOUNDATION
HADIR DENGAN SEMANGAT MELAYANI DAN MEMBERIKAN YANG TERBAIK
Tertarik mengundang kami???
Hubungi CP: 081278-4444-91
TERIMAKASIH
SEMOGA SEBAGAI JALAN SILATURAHIM DAN BERBAGI MANFAAT PADA SESAMA
Shalat Malam lebih utama dari pada ibadah sunnah lainnya
RASULULLAH SAW PUN MENGAJAK KITA UMMATNYA UNTUK MELAKSANAKAN SHALAT MALAM
Diantara cara yang bisa membuat kita juga semangat untk melaksanakan shalat malam, termotivasi untuk bermunajat kepada Allah di malam hari, dan bersimpuh di hadapan-Nya adalah dengan mengetahui bahwa Rasulullah Saw mengajak kita ummatnya untuk mengerjakan shalat malam. Nabi juga telah mengingatkan kita untuk bermunajat kepada Allah Yang Maha Mengetahui pada waktu malam, ketika orang lain sedang tidur. Ini semua agar kita mendapatkan balasan pahala dinegeri akhirat nanti, bersama para nabi, orang-orang sholeh, para imam dan ulama
Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda, "SHALAT YANG PALING UTAMA SETELAH SHALAT WAJIB ADALAH SHALAT PADA WAKTU TENGAH MALAM. DAN PUASA YANG PALING UTAMA SETELAH BULAN RAMADHAN ADALAH PUASA PADA BULAN MUHARRAM" (HR. Muslim)
Silakan di SHARE, semoga bermanfaat
Pengantar PENULIS BUKU Melukis Cinta Meraih Bahagia
Pengantar
Penulis
Dengan menyebut nama Allah, yang bersama namaNya tidak
celaka sesuatu yang ada di bumi dan di langit. Dan Dia lah yang Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui. Subhanallah
walhamdulillah wala ilaha’illallah wallahu Akbar, segala puji bagi Allah,
yang pertama tanpa ada yang mengawali, yang terakhir tanpa ada yang mengakhiri,
yang tak terlihat oleh pandangan orang yang memandang, dan yang tak tergambarkan
oleh bayangan orang yang membayangkannya.
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia dalam
sebaik-baiknya penciptaan, dan kemudian menyempurnakan dengan memberikan
anugerah pasangan hidup sehingga manusia merasakan ketenangan, tentram, cinta
dan kasih sayang. Kami bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain
Allah, dan kami bersaksi bahwa Muhammad Saw adalah Nabi dan utusanNya.
Tak terlupakan, shalawat dan salam senantiasa tercurahkan
kepada manusia terbaik sampai akhir zaman, Baginda Muhammad Saw beserta
keluarga, para sahabat, tabi’in dan para pengikutnya yang setia sampai akhir
zaman. Beliaulah Nabi Muhammad Saw yang telah memberikan tuntunan dan contoh
keteladanan dalam kehidupan ini, termasuk keteladanan dalam proses menuju pernikahan
hingga kehidupan berumah tangga. Maka tak pantas bagi kita menjadikan suri
tauladan kecuali kepada Nabi Muhammad Saw kerena beliau adalah sebaik-baiknya
contoh dan teladan dalam kehidupan ini, sebagaimana firman Allah, “Sungguh,
telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi
orang yang mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan yang banyak
mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab 33: 21)
Buku ini adalah buku yang pertama saya tulis dengan nuansa
yang berbeda dengan buku-buku lainnya yang berkaitan dengan manajemen cinta
yang kita rasakan pada lawan jenis sampai menjalankan proses ta’aruf hingga
pernikahan, dan saya terinspirasi jauh sebelum saya memutuskan untuk menikah
dengan harapan bisa melakukan proses pernikahan dengan baik dan nantinya dapat
menginspirasi sahabat semua yang menginginkannya. Tentunya semua ini dilandasi
karena Allah Swt, Lillah. Sebab, kita mengemban amanah kenabian yaitu dakwah ilallah. Dakwah harus berwujud sebuah
tindakan-tindakan dan tingkah laku kita, dan pernikahan merupakan salah satu
dari aktifitas kehidupan yang semestinya juga diletakkan dalam kerangka
mengemban amanah illahiyah berupa dakwah.
Buku “Melukis Cinta Meraih Bahagia” ini
juga adalah salah satu bentuk wujud tanda kesyukuran ketika saya bisa menjalani
proses ta’aruf hingga proses pernikahan dengan baik dan tentunya bisa melakukan
penjagaan didalamnya sehingga saya berharap keberkahan pun Allah berikan. Jika
saja proses yang saya lakukan terdapat hal-hal yang dapat menghilangkan
keberkahan dari Allah, maka saya pun tidak berani untuk menuliskan rangkaian
huruf demi huruf, kata demi kata, kalimat demi kalimat sehingga terbentuknya
menjadi sebuah buku. Karena saya teringat firman Allah yang artinya, “Wahai
orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu
kerjakan? (itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa
yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Shaff 61: 2-3)
Setiap orang yang beriman pasti menginginkan dan berharap
proses pernikahannya mendapatkan keberkahan dan ridha dari Allah Swt, sehingga
kebaikan akan senantiasa mengalir dari setiap proses yang dilakukan sampai
pelaksanaan pernikahan itu sendiri dan bahkan sampai Allah menakdirkan
berpisahnya nafas dengan jasad dan akhirnya berharap keberkahan tersebut dapat
mempertemukannya kembali di surgaNya nanti. Insya’ Allah.
Sesungguhnya karya ini dibuat sebagai nasehat untuk diri
saya sendiri dan istri tercinta. Karena belum sempurna kebaikan yang kita
sampaikan jika kita belum mampu melaksanakan dan merasakan manfaatnya, meskipun
kebaikan itu telah dilakukan oleh orang yang membacanya.
Terkhusus, buku ini adalah saya persembahkan sebagai hadiah
untuk isteri saya (Ai Rohayati) tercinta pada usianya yang ke-26 tahun dan buah
hati kami (Hawna Athia Izzatunnisa) yang saat ini telah berusia 16 bulan.
Dan juga saya persembahkan untuk kedua orang tua saya Andi Ma’lanti dan Indo’
Messeng yang sekarang ada di Air Sugihan Banyuasin Sumatera Selatan.
Akhirnya, kepada Allah saja lah kita menyerahkan segala
urusan dan menyerahkan segala harapan, dan hanya kepadaNya kita kembali.
Hasbunallah wa ni’mal wakil, ni’mal maula wa
ni’man nashir.
Palembang, 22 Rabi’ul
Akhir 1435H
22 Februari 2013M
INFORMASI KERJASAMA TRAINING, SEMINAR DAN BEDAH BUKU Silakan hubungi 0812-78-4444-91
Pengantar Buku MELUKIS CINTA MERAIH BAHAGIA
Oleh: Aira Al-Khattab
Alhamdulillah… Segala puji hanya milik Allah SWT, Rabb semesta alam dan
seluruh isinya. Maha Suci Allah yang mengaruniakan hati pada setiap anak
manusia, hingga setiap hati itu mampu merasakan cinta dan membuat setiap
makhluknya saling berkasih sayang. Dialah Allah yang menciptakan manusia
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar saling mengenal. Hingga saya bisa
bertemu dengan seorang ikhwan yang berasal dari suku di seberang sana, yang
sebelumnya sama sekali belum saya kenal dan kini kami berusaha saling mengenal
dan saling mencintai atas dasar cinta karenaNya.
Shalawat
dan salam semoga senantiasa tercurah pada hamba Allah yang paling mulia,
tauladan terbaik setiap anak manusia, Rasulullah Muhammad SAW. Yang telah
memperjuangkan nilai-nilai kehambaan yang sesungguhnya hingga kita mampu
merasakan indahnya iman dalam naungan islam. Semoga shalawat dan salam ini pun
senantiasa tercurah kepada seluruh keluarga beliau, sahabatnya, orang-orang
sholeh pilihan Allah dan tentunya kepada kita sebagai umatnya yang selalu
berusaha menauladani beliau sampai akhir zaman, amin… amin ya Rabbal ‘alamin…
Suami
tercinta meminta saya untuk menuliskan kata pengantar di buku karya pertamanya
ini. Sebenarnya belum terlalu banyak ide untuk menuliskannya, tapi mengalir
saja. Semoga bisa menuliskan hal-hal yang terbaik dan membawa keberkahan untuk
siapa pun yang membacanya, amin…
Melukis
Cinta Meraih Bahagia, merupakan sebuah rangkaian kata sederhana yang
tentunya diharapkan oleh setiap mereka yang mencintai. Karena siapapun yang
merasakan cinta, pasti berharap kisahnya berakhir bahagia baik di dunia maupun
di akhirat. Tapi bagaimana kiranya agar cinta yang kita rasakan bisa sampai
pada derajat bahagia dan penuh keberkahan?
Sebuah
kalimat sederhana yang saya dapatkan ketika bertafakur, bukankah tujuan kita
menikah untuk mencari keridhaanNya. Tapi bagaimana mungkin pernikahan kita
mendapat ridhaNya? Jika sebelum menikah saja kita sudah banyak menodai proses ta’aruf
kita dengan segala sesuatu yang tidak diridhaiNya. Dari sana saya
berkesimpulan, agar pernikahan itu penuh keberkahan maka tentulah proses yang
kita lakukan pun harus senantiasa dilakukan dengan cara-cara yang diridhaiNya.
Yakni sebuah proses ta’aruf yang senantiasa terjaga.
Dulu
saat masih gadis saya pernah takut untuk menikah, alasannya sangat na’if.
Karena dulu saya takut memperoleh suami yang tidak mampu menjaga kehormatannya.
Bahkan dulu saya membandingkan bahwa ikhwan yang benar-benar terjaga itu hanya
ada satu diantara sejuta. Melihat fenomena banyaknya ikhwan yang kurang terjaga
dengan banyak mengumbar janji, sehingga apakah mungkin orang yang satu itu bisa
didapatkan? Tapi saya tafakuri kembali satu hal, sebelum kita meminta seorang
yang terjaga, kita harus mampu menjaga kehormatan kita terlebih dahulu. Sebelum
kita mengharapkan seorang yang sholeh, kita harus mensholehkan diri kita dulu.
Karena bukankah janji Allah sudah pasti, seorang yang baik adalah untuk mereka
yang baik, dan seorang yang burukpun
disediakan untuk mereka yang buruk.
Hingga
suatu hari, tepatnya pada akhir februari 2011 sebuah proposal ikhwan diberikan
kepada saya. Seorang ikhwan yang benar-benar tidak saya kenal, bahkan tidak
pernah terlintas sedikitpun dalam pikiran saya. Beliau adalah ikhwan Makasar
yang tinggal di Palembang. Karena bermacam ujian yang harus dihadapi oleh
masing-masing pihak membuat ta’aruf ini berjalan cukup lama, yakni sekitar 4
bulan mulai dari penerimaan proposal sampai pelaksanaan akad dan walimah.
Tapi
Alhamdulillah pada tanggal 16 Mei kami bisa berta’aruf secara langsung, ta’aruf
yang kami lakukan cukup lucu saat itu. Karena ta’aruf berjalan beriringan
dengan Training Sukses Sebelum Lulus Kuliah, jadi kami bisa saling menilai
bagaimana kinerja kami dalam dunia training. Keesokan harinya beliau
silaturahim pada orangtua, dan sungguh luar biasa setelah melakukan proses
istikharah untuk lebih meyakinkan diri pada malam tanggal 18 mei beliau
mengkhitbah saya secara langsung kepada orang tua.
Singkat
cerita pada tanggal 8 juli 2011 pukul 08.00 WIB bertempat di Mesjid Al Ikhlas
Cibogo Tengah Bandung. Akad nikah terlaksana dengan khitmah dan penuh
kesyukuran. Akhirnya saya menikah dengan orang yang benar-benar tidak saya
kenal dan insyaallah dengan proses yang terjaga. Sebuah mimpi yang begitu saya
inginkan selama ini, sebuah proses ta’aruf yang terjaga.
Satu
hal yang pasti yang saya rasakan saat ini, ketika kita selalu menjaga diri dalam proses menuju pernikahan maka
keberkahan akan selalu mengiringi kehidupan kita. Begitupun yang saya rasakan
saat ini, ketika saya memandang dan mengetahui akhlaq suami saya. Maka hanya
kesyukuran dan kekaguman yang saya rasakan.
Ternyata
berkah itu benar-benar terasa. Ketika kita berusaha menjaga diri untuk setiap
proses kehidupan kita, salah satunya proses untuk menikah. Maka keberkahan dan
kebahagiaan akan selalu menghiasi kehidupan pernikahan kita, inilah janji
Allah. Saya tidak menikah dengan orang yang saya cintai, tapi saya mencintai
orang yang menikahi saya. Betapa indah ketika kita menikah dengan orang
yang baru kita kenal, saat melihatnya menjadi suami kita, hati hanya mampu
berucap syukur dan berdecak kagum, “Subhanallah,
ternyata seperti ini suami yang Allah karuniakan untuk saya…” Allah memang
tak pernah mengecewakan hambaNya. Inilah indahnya cinta, saat kita melukis
cinta biarlah kebahagiaan itu kita raih dengan terus menjaga keberkahan dalam
sebuah pernikahan.
Beberapa hari setelah menikah kami bernostalgia ke Mesjid Al
Manar Puter Bandung tempat suami mengkhitbah saya secara langsung, yang ketika
itu kami ditemani Abi dan Umi Fakhri beserta anaknya “teteh Haura”. Setiap
sudut dari mesjid itu beliau amati dengan seksama dan mengambil gambarnya, saya
baru tahu betapa berartinya tempat ini untuk beliau. Padahal dulu saya
menganggap tempat ini biasa saja, saya jadi malu sendiri. Itulah bedanya kami,
beliau yang segala harus detail berdampingan dengan saya yang serba santai.
Dari sana kami mulai mengingat proses ta’aruf kami dan suami menyampaikan maksudnya
untuk menuliskan kisah kami dalam bentuk buku. Atas dasar kebahagiaan dan
keberkahan yang kami rasakanlah ide untuk menulis buku ini keluar. Sebuah buku
sederhana yang kami harapkan bisa menjadi
jalan kebaikan untuk kami dan tentunya kami juga berharap buku ini bisa
bermanfaat untuk ummat. Buku ini berisi tentang pengalaman kami dalam proses
ta’aruf. Dengan harapan pengalaman kami bisa bermanfaat untuk setiap yang
membacanya. Amiin…
Sedikit
renungan yang ingin saya sampaikan pada sahabat semua terkhusus untuk diri saya
sendiri dan para akhwat yang saat ini sudah menikah, masih dalam masa penantian
ataupun sedang menjalani proses ta’aruf. Kita tak pernah tahu jodoh yang Allah
berikan pada kita seperti apa, tapi tentunya saat berikhtiar kita berusaha mencari
ikhwan yang baik. Tapi saat pernikahan nanti tentulah kita akan diuji, termasuk
dari sisi pasangan. Satu hal yang pasti, seperti apapun pasangan kita nanti,
dialah yang terbaik yang diberikan Allah untuk kita. Terimalah dia satu paket,
baik itu kebaikannya ataupun keburukannya dengan penuh kesyukuran dan
kesabaran.
Jadilah Khadijah yang bersyukur saat akhlaqnya seindah
Muhammad, jangan sampai kita kufur nikmat dengan tetap ingkar layaknya istri
Luth dan Nuh yang tetap durhaka meski didampingi seorang yang sholeh. Dan
sediakanlah hati selapang Asiyah saat ia begitu dzalim layaknya fir’aun, jangan
sampai seperti istri Abu Jahal yang ikut ingkar saat seorang dzalim memimpin
kita. Karena sesungguhnya yang menentukan akhir kita bukan seperti apa pendamping
kita, tapi sikap seperti apa yang kita berikan saat mendampinginya. Semoga
Allah memberikan keberkahan untuk keluarga kita, amin ya Rabbal ‘alamin.
============================================
============================================
INFORMASI KERJASAMA TRAINING, BEDAH BUKU, SEMINAR DLL
Hubungi: 081278444491
Jose Mujica PRESIDEN TERMISKIN DI DUNIA
Jose Mujica, Presiden Termiskin di Dunia
PRESIDEN miskin? Masa sih? Tapi betul ada. Ia adalah Jose Mujica.
Pemimpin negara berkembang umumnya memiliki sifat korup dan bekerja tidak sepenuh hati memperbaiki kondisi warganya. Tapi gambaran ini tidak berlaku untuk Presiden Uruguay, José Mujica.
Ia menyumbangkan 90% gaji bulanannya (120 juta rupiah) untuk kepentingan warga miskin dan usaha kecil.
Ia memilih hidup sederhana di rumah dan lahan pertaniannya yang kecil.
Istrinya meskipun anggota senat, masih menanam bunga untuk dijual ke pasar setempat.
Ketika diwawancarai setelah terpilih sebagai presiden, ia hanya memiliki uang tunai sedikit, tidak pernah memiliki rekening bank terlebih kartu kredit.
Kendaraannya hanya sebuah VW Beetle tua.
Orang-orang menyebutnya sebagai presiden termiskin di dunia saat ini. Tapi ia berkata, “Saya tidak merasa miskin. Orang miskin adalah mereka yang bekerja hanya untuk menjaga gaya hidup mewahnya dan selalu ingin lebih dan lebih.”
Langganan:
Postingan (Atom)