Pengantar
Penulis
Dengan menyebut nama Allah, yang bersama namaNya tidak
celaka sesuatu yang ada di bumi dan di langit. Dan Dia lah yang Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui. Subhanallah
walhamdulillah wala ilaha’illallah wallahu Akbar, segala puji bagi Allah,
yang pertama tanpa ada yang mengawali, yang terakhir tanpa ada yang mengakhiri,
yang tak terlihat oleh pandangan orang yang memandang, dan yang tak tergambarkan
oleh bayangan orang yang membayangkannya.
Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia dalam
sebaik-baiknya penciptaan, dan kemudian menyempurnakan dengan memberikan
anugerah pasangan hidup sehingga manusia merasakan ketenangan, tentram, cinta
dan kasih sayang. Kami bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain
Allah, dan kami bersaksi bahwa Muhammad Saw adalah Nabi dan utusanNya.
Tak terlupakan, shalawat dan salam senantiasa tercurahkan
kepada manusia terbaik sampai akhir zaman, Baginda Muhammad Saw beserta
keluarga, para sahabat, tabi’in dan para pengikutnya yang setia sampai akhir
zaman. Beliaulah Nabi Muhammad Saw yang telah memberikan tuntunan dan contoh
keteladanan dalam kehidupan ini, termasuk keteladanan dalam proses menuju pernikahan
hingga kehidupan berumah tangga. Maka tak pantas bagi kita menjadikan suri
tauladan kecuali kepada Nabi Muhammad Saw kerena beliau adalah sebaik-baiknya
contoh dan teladan dalam kehidupan ini, sebagaimana firman Allah, “Sungguh,
telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi
orang yang mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan yang banyak
mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab 33: 21)
Buku ini adalah buku yang pertama saya tulis dengan nuansa
yang berbeda dengan buku-buku lainnya yang berkaitan dengan manajemen cinta
yang kita rasakan pada lawan jenis sampai menjalankan proses ta’aruf hingga
pernikahan, dan saya terinspirasi jauh sebelum saya memutuskan untuk menikah
dengan harapan bisa melakukan proses pernikahan dengan baik dan nantinya dapat
menginspirasi sahabat semua yang menginginkannya. Tentunya semua ini dilandasi
karena Allah Swt, Lillah. Sebab, kita mengemban amanah kenabian yaitu dakwah ilallah. Dakwah harus berwujud sebuah
tindakan-tindakan dan tingkah laku kita, dan pernikahan merupakan salah satu
dari aktifitas kehidupan yang semestinya juga diletakkan dalam kerangka
mengemban amanah illahiyah berupa dakwah.
Buku “Melukis Cinta Meraih Bahagia” ini
juga adalah salah satu bentuk wujud tanda kesyukuran ketika saya bisa menjalani
proses ta’aruf hingga proses pernikahan dengan baik dan tentunya bisa melakukan
penjagaan didalamnya sehingga saya berharap keberkahan pun Allah berikan. Jika
saja proses yang saya lakukan terdapat hal-hal yang dapat menghilangkan
keberkahan dari Allah, maka saya pun tidak berani untuk menuliskan rangkaian
huruf demi huruf, kata demi kata, kalimat demi kalimat sehingga terbentuknya
menjadi sebuah buku. Karena saya teringat firman Allah yang artinya, “Wahai
orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu
kerjakan? (itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa
yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Shaff 61: 2-3)
Setiap orang yang beriman pasti menginginkan dan berharap
proses pernikahannya mendapatkan keberkahan dan ridha dari Allah Swt, sehingga
kebaikan akan senantiasa mengalir dari setiap proses yang dilakukan sampai
pelaksanaan pernikahan itu sendiri dan bahkan sampai Allah menakdirkan
berpisahnya nafas dengan jasad dan akhirnya berharap keberkahan tersebut dapat
mempertemukannya kembali di surgaNya nanti. Insya’ Allah.
Sesungguhnya karya ini dibuat sebagai nasehat untuk diri
saya sendiri dan istri tercinta. Karena belum sempurna kebaikan yang kita
sampaikan jika kita belum mampu melaksanakan dan merasakan manfaatnya, meskipun
kebaikan itu telah dilakukan oleh orang yang membacanya.
Terkhusus, buku ini adalah saya persembahkan sebagai hadiah
untuk isteri saya (Ai Rohayati) tercinta pada usianya yang ke-26 tahun dan buah
hati kami (Hawna Athia Izzatunnisa) yang saat ini telah berusia 16 bulan.
Dan juga saya persembahkan untuk kedua orang tua saya Andi Ma’lanti dan Indo’
Messeng yang sekarang ada di Air Sugihan Banyuasin Sumatera Selatan.
Akhirnya, kepada Allah saja lah kita menyerahkan segala
urusan dan menyerahkan segala harapan, dan hanya kepadaNya kita kembali.
Hasbunallah wa ni’mal wakil, ni’mal maula wa
ni’man nashir.
Palembang, 22 Rabi’ul
Akhir 1435H
22 Februari 2013M
INFORMASI KERJASAMA TRAINING, SEMINAR DAN BEDAH BUKU Silakan hubungi 0812-78-4444-91
Tidak ada komentar:
Posting Komentar