Awali dengan Memperbaiki Diri dan
Persiapan secara Maksimal
Wanita-wanita
yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah
untuk wanita-wanita yang keji pula. Dan wanita-wanita yang baik adalah untuk
laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang
baik pula
(QS An-Nur: 26)
Janji
Allah itu pasti, yang baik untuk mereka yang baik dan yang buruk pun untuk
mereka yang buruk. Tak ada pengecualian, karena pasti Allah akan memberikan
sesuatu sesuai dengan kemampuan dan kepantasan kita untuk menerima setiap
ketentuan-Nya. Sebagai manusia biasa tentulah kita berharap mendapatkan
pasangan yang baik dan sholeh. Baik secara sikap, akhlaq, rupa, usaha dan
perilaku. Sangatlah wajar jika kita mengharapkan seorang yang baik, tapi
sebelum mengharapkan seorang yang baik maka mari kita baikan dulu akhlaq dan
sikap kita.
Persiapkanlah
diri secara batiniah, dengan terus istiqomah dalam ibadah. Jodohmu adalah
cermin dirimu, maka indahkan diri kita dulu agar saat kita bercermin nanti
bayangan yang terpantul di cermin pun akan terlihat indah. Mulailah dengan
meningkatkan keyakinan untuk menikah, tentunya dengan diiringi dengan
meningkatkan kuantitas dan kualitas ibadah kita. Karena seseorang yang
ibadahnya terjaga, maka hatinya pun akan terjaga, insyaAllah. Istiqomahkan diri
dengan menjaga hati dan menjaga ibadah.
Persiapkanlah
juga diri secara lahiriah, ketika hati sudah yakin untuk menikah. Maka mulailah
dengan mengkondisikan orang-orang disekitar bahwa anda siap menikah. Mulailah
dengan memahamkan orangtua, banyak di antara kita yang terhambat proses
pernikahannya oleh orang tua. Baik itu orang tua memiliki kriteria pasangan yang mereka
inginkan untuk kita, atau orang tua ingin kita focus dulu untuk belajar (
contohnya menamatkan kuliah dulu), atau orang tua meminta kita untuk mandiri
dan bekerja dulu. Itu wajar saja, maka sadari sekarang! mulailah untuk
memahamkan orangtua kita, tentang keinginan kita mau menikah dengan orang
seperti apa, kapan kita akan menikah, dan harapan kita dalam pernikahan nanti.
Agar saat kita akan memulai proses pernikahan nanti, kita tak perlu berlelah
diri untuk memahamkan orang tua karena itu sudah kita lakukan jauh-jauh hari.
Sehingga proses yang kita lakukan tidak akan terhambat di ujian orangtua.
Mulailah
juga dengan mengkondisikan guru-guru kehidupan kita. Dalam hidup pasti kita
memiliki orang dekat yang selalu saling mengingatkan dalam kebaikan. Maka
sampaikanlah juga keinginan anda untuk menikah pada mereka, guru kehidupan yang
amanah. Selain untuk menghargai mereka sebagai guru kehidupan, mereka pun
tentulah menyayangi kita dan mengharapkan kita untuk mendapatkan pasangan yang
baik. Dengan itu ketika kita ingin memulai proses menuju pernikahan, kita bisa
dibantu dalam mencarikan kriteria calon pasangan, atau setidak-tidaknya mereka
bisa membantu kita lewat do’a dan dukungan.
Dan
tentulah jangan sampai kita lupa untuk menyiapkan bekal pernikahan, baik ilmu
maupun materi. Mulailah dengan membaca buku-buku seputar pernikahan, mencari
ilmu dari mereka yang sudah menikah, baik dari positifnya ataupun negatifnya
(jika ada). Seringlah berbagi ilmu dengan mereka yang paham tentang pernikahan.
Agar ilmu, keyakinan dan mental kita benar-benar siap untuk menjalani proses
pernikahan nantinya.
Tak
kalah penting untuk kita menyiapkan materi pernikahan. Pernikahan yang baik
adalah pernikahan yang penuh do’a dan berkah. Meski sederhana tapi mengalir
do’a-do’a kebaikan dan keberkahan di dalamnya. Banyak di antara kita yang
menikah dengan dibantu orang tua, tak jarang orangtua menggadaikan
kehormatannya dengan menghutang kesana – kesini guna mengadakan pesta
pernikahan yang meriah untuk kita. Akhirnya setelah menikah tinggallah kita
menghitung hutang kesana sini. Sebelum itu terjadi, siapkanlah diri dan
yakinkan hati untuk mampu menikah dengan menggunakan materi yang dimiliki
sendiri tanpa menyusahkan orang tua. Mulailah juga dengan memahamkan orangtua
akan makna pernikahan itu lebih baik sederhana asal berkah. Agar ketika nanti
menuju proses pernikahan kita tidak meninggalkan beban untuk orangtua atau
orang-orang disekitar kita.
Dan
tentulah kita harus menyiapkan mental untuk bersabar menanti seseorang yang
akan menjadi kekasih halal kita nanti. Allah akan menguji kita dalam hal
kesabaran menanti pasangan. Mungkin ada di antara kita yang dimudahkan proses
pernikahannya, langsung dipertemukan
dengan jodohnya, tapi tak jarang juga ada di antara kita yang berlelah hati
menunggu sampai jodoh itu datang.
Oleh
karena itu kita harus memiliki mental yang sabar dan tak lupa terus berikhtiar
mencari pasangan hidup tanpa berputus asa. Dan tak lupa selalu ikhlas dengan
apapun ketetapan Allah untuk kita, jika proses kita dimudahkan maka
bersyukurlah. Namun jika kita menemui kegagalan berulang kali, janganlah putus
asa. Bukan Allah tak sayang pada kita, tapi karena Allah ingin menguji
kesabaran kita dan memantaskan kita untuk seseorang yang baik untuk kita.
Bersabarlah
dengan cinta, berserah dirilah kepada Allah. Maka kita akan dibuat bahagia oleh
cinta jika kita menjaganya dengan keimanan dan keyakinan yang kita miliki.
Yakinlah dengan janji-janji Allah karena cinta akan indah pada waktunya.
Maka
mari kita kuatkan keyakinan, kuatkan mental, perbanyak ilmu, pahamkan mereka
yang ada disekitar dan tentunya siapkan materi menuju proses pernikahan. Sampai
waktu itu tiba, semoga Allah beri kemudahan dan keberkahan… Amiinnn Ya Rabbal
A’lamin…
“Yakinlah! Sebelum kita
dipertemukan dengan jodoh yang telah Allah takdirkan untuk kita, pasti Allah
akan uji kita dengan dipertemukannya kita dengan seseorang yang bukan jodoh
kita. Allah lakukan itu tak lain agar kita mendapatkan kebaikan”
(Abu Hawna
& Ummu Hawna)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar