Maha
suci Allah yang menguasai segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu. Yang menciptakan mati dan hidup, untuk menguji kamu, siapa diantara
kamu yang lebuh baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa, Maha Pengampun.
(QS Al Mulk : 1-2)
Hidup di dunia ini tak selalu memberikan segala hal yang
kita inginkan, karena sangat jelas dunia ini tercipta untuk menguji manusia
dalam bersikap dan menguji siapa yang paling baik amalnya. Allah SWT sebagai pemilik
dan yang menggenggam dunia ini akan senantiasa menguji kita sampai nafas
berpisah dengan jasad. Diantara kita mungkin pernah mengalami suatu
permasalahan (ujian) yang sama dalam waktu yang berbeda. Dan tak jarang
diantara kita berkata, “ Kok saya selalu dihadapkan oleh masalah
yang sama sich? Masalah ini terus gak ada beres-beresnya. Kapan saya
bisa melewatinya?” Selalu dihadapkan dengan masalah ekonomi, hubungan dengan
lawan jenis, sekolah atau kuliah yang tidak beres, hubungan dengan keluarga dan
masalah lainnya yang terkadang membuat hidup kita tidak semangat dan tidak
bahagia. Sepertinya kurang bijak jika kita menyebutkannya dengan “masalah”,
lebih baik kita ganti saja dengan istilah cobaan atau ujian. Karena pada
hakikatnya itu datangnya dari sisi Allah SWT sebagai mana ayat yang kita baca di
awal pembahasan ini, agar pikiran kita tidak menangkap energi negatif dengan
kata “masalah” .
Nah itulah hidup, kita akan selalu dihadapkan pada ujian
yang satu dan beralih ke ujian baru ketika ujian pertama telah kita selesaikan
dengan cara kita. Seperti ketika seorang murid yang mendapatkan ujian dari
gurunya sesuai dengan mata pelajaran yang telah diajarkan, karena tak mungkin
seorang guru akan memberikan soal pelajaran kelas VI sedangkan muridnya sendiri
baru belajar di kelas IV. Murid tersebut akan lulus ketika ia mampu menjawab
soal yang diberikan dengan benar dan sesuai dengan apa yang diinginkan gurunya.
Sebaliknya jika sang murid tidak lulus, maka bisa saja sang guru memberikan
ujian perbaikan agar bisa lulus. Mata pelajaran yang diberikan sama akan tetapi
mungkin saja soalnya yang sedikit berbeda. Dan seperti itulah analogi ujian
yang Allah berikan kepada kita. Allah SWT akan memberikan ujian sesuai dengan
kemampuan yang kita miliki, sebagaimana guru yang memberikan soal ujian pada
sang murid. Karena tak mungkin Allah memberikan ujian di luar kemampuan kita.
Allah Maha Mengetahui apa yang terbaik untuk hambaNya.
Allah SWT akan memberikan ujian yang sama pada kita sampai
kita benar-benar dianggap lulus oleh-Nya dan layak dinaikkan derajatnya. Jika
kita mau merenung, “ujian merupakan bentuk kasih sayang Allah yang diberikan pada kita”.
Seperti halnya seorang guru yang sayang pada muridnya. Ia bersedia memberikan
kesempatan kedua pada sang murid, agar muridnya lulus dan tidak membiarkannya
tertinggal.
Tentunya kasih sayang Allah kepada kita jauh lebih besar.
Allah ingin agar ketika kita mendapatkan ujian yang lebih besar atau lebih
berat dari sebelumnya, kita sudah siap dan akan mampu melaluinya dengan baik
pula. Dan tentunya kita tidak akan meninggalkan atau berusaha menghindar dari
ujian yang Allah berikan, melainkan menghadapinya dengan bijak.
Semua ujian dari-Nya adalah untuk menguji tingkat keimanan
kita sebagai Makhluk-Nya. Apakah kita mampu bertahan dan mampu melaluinya
dengan sikap terbaik yang sesuai dengan yang disyariatkan oleh-Nya. Tidak
mengeluh dan berkeluh kesah, karena seharusnya dengan ujian itu menjadikan kita
lebih dekat pada-Nya. Dengan cara tetap bersabar dan bersyukur serta memohon
pertolongan kepada-Nya, karena Dialah yang memberikan ujian dan Dia pulalah
yang berkuasa membantu kita menyelesaikannya. Inilah indahnya orang-orang yang
beriman yang pandai menentukan sikap, ketika ia diberikan nikmat ia bersyukur, dan
ketika ia diberikan ujian ia bersabar. Subhanallah…
“Tak penting ujian itu
Baik atau Buruk, yang terpenting ujian itu membuat diri semakin TA’AT dan
BAHAGIA”
(Aira
Al-Khattab)
Begitulah seorang muslim yang taat seharusnya bersikap.
Baginya, semua adalah kebaikan, baik itu musibah ataupun kenikmatan. Semuanya
dapat menjadikan nilai pahala di sisi Allah Swt. Keyakinan kita akan kemampuan
kita (dilandasi dengan keyakinan kepada Allah) dalam menyelesaikan ujian akan
sangat membantu kita untuk melalui semua ujian dalam kehidupan kita. Karena “Allah
sesuai dengan prasangka hamba-Nya, dan apa yang terjadi pada diri kita adalah
sesuai dengan apa yang kita pikirkan. Setiap ujian pasti akan ada
solusinya. Ujian bersumber dari Allah, maka solusinya juga datang dari Allah.
Tinggal kita saja yang mau atau tidak mencari solusinya. Tidak berdiam diri
dengan hanya menunggu solusi itu datang dengan sendirinya.
“Dan kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan,
kalaparan, kekurangan harta, jiwa (pengikut) dan buah-buahan. Dan sampaikanlah
kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang yang apabila ditimba
masalah (ujian), mereka berkata, “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un
(sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali)”. Mereka itulah
yang mendapat keberkahan (ampunan) yang sempurna dan rahmat dari Tuhannya, dan
mereka itulah yang mendapat petunjuk”. (QS Al Baqarah : 155-157)
Dalam ayat di atas terdapat kalimat istirja’ (pernyataan
kembali kepada Allah) yaitu kalimat “inna
lillahi wa inna ilaihi raji’un” Kalimat itu disunnahkan untuk disebut
ketika kita ditimpa ujian (musibah) baik besar maupun kecil. Itu adalah salah
satu bentuk tawakkal kita kepada Allah yang memberikan ujian kepada kita. Ujian
juga Allah Swt berikan dalam rangka melihat orang-orang yang beriman, siapa
yang benar-benar berjihad / bersungguh-sungguh dalam mengaplikasikan ajaran
islam dan siapa juga yang bersabar diantaranya, sebagaimana firman Allah swt,
“Dan sungguh, kami benar-benar akan menguji kamu sehingga
kami mengetahui orang-orang yang benar-benar berjihad dan bersabar diantara
kamu, dan kami akan uji perihal kamu.” (QS.
Muhammad : 31)
Maka dari itu, mari kita jadikan ujian yang Allah Swt
berikan sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas keimanan dan semakin membuat
kita taat kepada-Nya. Dan yakinlah Allah Swt tidak membebani seseorang
melainkan sesuai dengan kesanggupannya dan sesungguhnya semakin besar ujian
yang Allah berikan maka semakin besar pula pahala yang akan kita dapatkan.
Rasulullah Saw bersabda, “Sungguh
besarnya pahala seiring dengan besarnya ujian. Sesungguhnya jika Allah
mencintai suatu kaum, maka Ia akan menguji mereka. Siapa yang ridha,
mendapatkan keridhaan dan siapa yang marah akan mendapatkan kemurkaan Allah.” (HR.
Turmudzi)
Dari Abu Hurairah ra diriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda,
“Cobaan
itu akan selalu menimpa seorang mukmin dan mukminah, baik pada dirinya, pada
diri anaknya ataupun pada hartanya, sehingga ia bertemu dengan Allah tanpa dosa
sedikitpun.” (HR At-Tirmidzi)
Sahabatku tercinta, kemungkinan kita memiliki kedudukan di
sisi Allah yang tidak dapat dicapai oleh amal perbuatan kita semata. Allah akan
terus menurunkan cobaan kepada kita dengan hikmah-Nya yang mungkin tidak kita
sukai, lalu Allah memberikan kesabaran kepada kita untuk menghadapinya sehingga
kita mencapai kedudukan tersebut. Bila demikian, mengapa harus bersedih dengan
setiap ujian yang Allah berikan kepada kita?!
Semakin kita mendekati Allah dengan cinta dan kerinduan,
maka Allah akan mempersiapkan segala ujian untuk kita. Namun bagi hamba yang
mencintai-Nya, maka Allah akan persiapkan hati kita untuk bisa menerimanya
dengan sabar dan ridha. Sehingga ujian-ujian itu akan semakin meleburkan ke
dalam samudera kenikmatan cinta bersama-Nya. Maka, berbahagialah dengan UJIAN
yang Allah berikan. AllahuAkbar!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar