Minggu, 18 Januari 2015

Pengantar PENULIS BUKU Melukis Cinta Meraih Bahagia


Pengantar Penulis


Dengan menyebut nama Allah, yang bersama namaNya tidak celaka sesuatu yang ada di bumi dan di langit. Dan Dia lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Subhanallah walhamdulillah wala ilaha’illallah wallahu Akbar, segala puji bagi Allah, yang pertama tanpa ada yang mengawali, yang terakhir tanpa ada yang mengakhiri, yang tak terlihat oleh pandangan orang yang memandang, dan yang tak tergambarkan oleh bayangan orang yang membayangkannya.

Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan manusia dalam sebaik-baiknya penciptaan, dan kemudian menyempurnakan dengan memberikan anugerah pasangan hidup sehingga manusia merasakan ketenangan, tentram, cinta dan kasih sayang. Kami bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, dan kami bersaksi bahwa Muhammad Saw adalah Nabi dan utusanNya.

Tak terlupakan, shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada manusia terbaik sampai akhir zaman, Baginda Muhammad Saw beserta keluarga, para sahabat, tabi’in dan para pengikutnya yang setia sampai akhir zaman. Beliaulah Nabi Muhammad Saw yang telah memberikan tuntunan dan contoh keteladanan dalam kehidupan ini, termasuk keteladanan dalam proses menuju pernikahan hingga kehidupan berumah tangga. Maka tak pantas bagi kita menjadikan suri tauladan kecuali kepada Nabi Muhammad Saw kerena beliau adalah sebaik-baiknya contoh dan teladan dalam kehidupan ini, sebagaimana firman Allah, “Sungguh, telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu, yaitu bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS. Al-Ahzab 33: 21)

Buku ini adalah buku yang pertama saya tulis dengan nuansa yang berbeda dengan buku-buku lainnya yang berkaitan dengan manajemen cinta yang kita rasakan pada lawan jenis sampai menjalankan proses ta’aruf hingga pernikahan, dan saya terinspirasi jauh sebelum saya memutuskan untuk menikah dengan harapan bisa melakukan proses pernikahan dengan baik dan nantinya dapat menginspirasi sahabat semua yang menginginkannya. Tentunya semua ini dilandasi karena  Allah Swt, Lillah. Sebab, kita mengemban amanah kenabian yaitu dakwah ilallah. Dakwah harus berwujud sebuah tindakan-tindakan dan tingkah laku kita, dan pernikahan merupakan salah satu dari aktifitas kehidupan yang semestinya juga diletakkan dalam kerangka mengemban amanah illahiyah berupa dakwah.

Buku “Melukis Cinta Meraih Bahagia” ini juga adalah salah satu bentuk wujud tanda kesyukuran ketika saya bisa menjalani proses ta’aruf hingga proses pernikahan dengan baik dan tentunya bisa melakukan penjagaan didalamnya sehingga saya berharap keberkahan pun Allah berikan. Jika saja proses yang saya lakukan terdapat hal-hal yang dapat menghilangkan keberkahan dari Allah, maka saya pun tidak berani untuk menuliskan rangkaian huruf demi huruf, kata demi kata, kalimat demi kalimat sehingga terbentuknya menjadi sebuah buku. Karena saya teringat firman Allah yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? (itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.” (QS. As-Shaff 61: 2-3)

Setiap orang yang beriman pasti menginginkan dan berharap proses pernikahannya mendapatkan keberkahan dan ridha dari Allah Swt, sehingga kebaikan akan senantiasa mengalir dari setiap proses yang dilakukan sampai pelaksanaan pernikahan itu sendiri dan bahkan sampai Allah menakdirkan berpisahnya nafas dengan jasad dan akhirnya berharap keberkahan tersebut dapat mempertemukannya kembali di surgaNya nanti. Insya’ Allah.

Sesungguhnya karya ini dibuat sebagai nasehat untuk diri saya sendiri dan istri tercinta. Karena belum sempurna kebaikan yang kita sampaikan jika kita belum mampu melaksanakan dan merasakan manfaatnya, meskipun kebaikan itu telah dilakukan oleh orang yang membacanya.

Terkhusus, buku ini adalah saya persembahkan sebagai hadiah untuk isteri saya (Ai Rohayati) tercinta pada usianya yang ke-26 tahun dan buah hati kami (Hawna Athia Izzatunnisa) yang saat ini telah berusia 16 bulan. Dan juga saya persembahkan untuk kedua orang tua saya Andi Ma’lanti dan Indo’ Messeng yang sekarang ada di Air Sugihan Banyuasin Sumatera Selatan.

Akhirnya, kepada Allah saja lah kita menyerahkan segala urusan dan menyerahkan segala harapan, dan hanya kepadaNya kita kembali.

Hasbunallah wa ni’mal wakil, ni’mal maula wa ni’man nashir.

  
Palembang, 22 Rabi’ul Akhir 1435H

                                                                  22 Februari 2013M


INFORMASI KERJASAMA TRAINING, SEMINAR DAN BEDAH BUKU Silakan hubungi 0812-78-4444-91

Tidak ada komentar:

Posting Komentar